Kemenag Gelar Pelatihan, Cetak Guru Profesional yang Mampu Ciptakan Reading Society

Bogor (Kemenag) --- Kementerian Agama melalui Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren (PD-Pontren) Direktorat Jenderal Pendidikan Islam menyelenggarakan kegiatan Pendampingan Metode Pembelajaran Profesional Pendidikan Kesetaraan Pada Pondok Pesantren salafiyah (PKPPS). Kegiatan ini berlangsung selama tiga hari, 18 – 20 Agustus 2022.
Direktur PD-Pontren Waryono menyampaikan bahwa perintah yang pertama kali Allah sampaikan kepada Muhammad SAW adalah perintah untuk membaca. Perintah tersebut terabadikan melalui 5 ayat pertama dari Surat al-‘Alaq. Perintah membaca dalam ayat-ayat tersebut menegaskan bahwa ilmu pengetahuan merupakan hal yang mendasar dan sangat urgen untuk kemajuan suatu bangsa. Dan ilmu pengetahuan hanya dapat diperoleh melalui proses membaca.
“Di sinilah guru mempunyai peran penting dalam memajukan sebuah bangsa. Guru harus mampu menciptakan reading society (masyarakat membaca) pada lembaga pendidikan dia mengabdi. Jangan sampai guru meyampaikan ilmu pengetahuan yang sudah kadaluwarsa (expired knowledge)”. Ujar Waryono.
Lebih lanjut, Waryono mengatakan bahwa guru profesional itu harus sesuai kualifikasi dan relevan. Sesuai kualifikasi artinya guru pada PKPPS haru menguasai secara mendalam terhadap apa yang diajarkan. Penguasaan yang mendalam perlu ditunjang dengan bacaan yang luas dan terus menerus.
“Jika guru malas untuk membaca dan mengupdate pengetahuannya, maka itu adalah salah satu tanda-tanda hari akhir”, tegas Waryono.
Pada kesempatan yang sama, Rahmawati selaku Kasubdit Pendidikan Kesetaraan menyampaikan bahwa pendidikan kesetaraan diharapkan tidak lagi menjadi Pendidikan alternatif.
“Saya punya harapan besar kepada para peserta untuk selalu meningkatkan kompetensi professional agar Pendidikan kesetaraan menjadi pilihan utama bagi masyarakat”, terang Rahmawati.
Kegiatan ini menghadirkan dua instruktur pendidikan nasional, Sudarjat dari Bogor Jawa Barat dan Nurhuda dari Ngawi Jawa Timur. Kegiatan diselenggarakan dalam model pelatihan. Selama kegiatan berlangsung, peserta dilatih untuk memahami konsep model pembelajaran, memahami capaian pembelajaran, merumuskan tujuan pembelajaran dan kaitannya dengan model pembelajaran.
Peserta juga dilatih membuat macam-macam sintaks pembelajaran; discovery learning, project based learning dan problem based learning, pembuatan lembar kerja pembelajaran. Di samping itu peserta juga dilatih membuat model pembelajaran abad 21 berbasis literasi, numerasi, profil pelajar pancasila dan moderasi beragama, praktek model pembalajaran.
Share: